Skip to content

IIPOJK Sumatera Utara

Mengembangkan Potensi yang Berkualitas

line

Menjaga Kesehatan Mental dengan Keterampilan Mengelola Emosi untuk Kebahagian Ibu dan Keluarga.

 

Dalam sebuah Keluarga, seorang Ibu mempunyai peranan yang tidak kalah penting dengan peran seorang Ayah. Ibu tidak hanya sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak dirumah, tetapi juga sebagai pondasi utama dalam keharmonisan rumah tangga. Oleh karena itu, selain menjaga kesehatan fisik, seorang Ibu juga perlu menjaga kesehatan mentalnya. Jika Ibu sehat secara emosi maka ketahanan keluarga akan menjadi lebih kuat. Ibarat sebuah rumah, ibu bukan hanya tempat berteduh, namun sudah selayaknya menjadi tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. 

 

Untuk mengakomodir dan menjembatani kebutuhan setiap anggotanya dalam menjaga kesehatan mental, pada tanggal 29 Juli 2025 IIPOJK Provinsi Sumatera Utara (IIPOJK KOMN) menggelar acara webinar mental health dengan judul “Menjaga Kesehatan Mental Dengan Keterampilan Mengelola Emosi Untuk Kebahagiaan Ibu dan Keluarga”. Acara ini dihadiri oleh Ibu-Ibu Anggota IIPOJK KOMN yang mayoritas berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga dan juga sekitar 20 persennya yang berprofesi sebagai ibu bekerja. 

 

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan media zoom online dan mengundang narasumber Ibu Rosana Dewi Yunita, M.Si, Psikolog. Beliau adalah seorang Psikolog dan praktisi pendidikan yang saat ini aktif berkegiatan di LPTUI (Fakultas Psikologi UI) dan menjadi pengurus Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) untuk wilayah Jakarta.

 

Saat membuka acara, Ibu Rosana menyampaikan bahwa kesehatan mental Ibu sangat penting karena Ibu menjadi pusat emosi didalam keluarga. Dalam kesehariannya, seorang Ibu mengurus rumah, anak serta pasangan, dan terkadang kurang mendapat apresiasi dari lingkungan terdekatnya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi emosi dan psikologis seorang Ibu. Sehingga ketika emosi tidak terkelola dengan baik dampaknya dapat dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Stres yang berkepanjangan, misalnya, dapat menurunkan kemampuan Ibu untuk merespons kebutuhan anak-anak dan pasangan secara optimal, Ibu menjadi mudah marah dan menyalahkan. Akibatnya, hubungan dalam keluarga bisa menjadi kurang harmonis.

 

Di era modern ini, seorang Ibu juga rentan mengalami Quarter Life Crisis, yang biasanya muncul setelah menikah, saat memiliki anak atau saat merasa terjebak dalam rutinitas. Quarter Life Crisis adalah masa krisis identitas dalam rentang usia (20-35 tahun) yang merasa bingung dengan tujuan hidup, karena mempunyai peran ganda (multirole) yang menyebabkan Ibu dituntut untuk multitasking dalam kesehariannya. Krisis tersebut rentan dialami ibu-ibu karena adanya perubahan peran yang drastis, kehilangan ruang untuk dirinya sendiri, adanya tekanan sosial, serta minimnya support system. Pada akhirnya, ibu-ibu dapat mengalami risiko depresi, mempunyai gangguan kecemasan, dan merasa burnout bahkan sampai terjadinya gangguan tidur dan psikosomatis.

 

Menurut Ibu Rosana, ada berbagai cara sehat menghadapi Quarter Life Crisis yaitu dengan mengakui dan memahami perasaan itu sendiri bukan denial terhadap emosi tersebut, mencoba membicarakannya dengan orang terpercaya misalnya membicarakan secara tenang kepada pasangan atau anggota keluarga yang lainnya, mencoba membuat jurnal refleksi diri bahwa menjadi Ibu tidak harus sempurna, membuat dan memilah tujuan-tujuan kecil dahulu, dan melakukan hal yang disukai seperti meluangkan waktu untuk me time serta tidak lupa untuk selalu berdoa dan berolahraga walaupun hanya 15 menit. Dengan melakukan berbagai cara tersebut, apabila tidak ada perubahan dan bahkan sampai terjadi hal-hal yang tidak baik lebih dari 2 minggu seperti perasaan sedih atau marah, tidak bisa tidur, dan muncul keinginan menyakiti diri sendiri, maka ibu-ibu tidak perlu ragu untuk segera mencari bantuan profesional.

 

 

Konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu Ibu memahami dan mengatasi perasaan yang mengganggu. Tidak ada salahnya meminta bantuan, karena kesehatan mental Ibu adalah investasi bagi seluruh keluarga. Dengan menjaga kesehatan mental, seorang Ibu tidak hanya mampu menjalankan perannya dengan lebih baik tetapi juga memberikan contoh positif bagi anak-anak dan pasangan. Kesehatan mental Ibu adalah dasar dari kekuatan dan kebahagiaan keluarga.

 

IIPOJK KOMN,

Harmonis, Berdaya, Berkarya, Siap Mendukung Suami

Editor: Marviarum Geotemi

Need help? Let's chat with us!

Hi, What can i do for you? 00.00

Sekretariat IIPOJK

Hai, ada yang mau ditanyan? 00.00